Kamis, 01 September 2016

RUMAH SAKIT UMM dan MASJIDNYA

Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital) Universitas Muhammadiyah Malang akan dibangun di atas tanah ukuran 32.834 m2. Lokasi pembangunan rumah sakit adalah di desa Landungsari, tepatnya di sebelah timur terminal Ladungsari. Pada saat ini (Juli 2009) pembangunan sudah dimulai pada tahap pondasi dan penataan awal.
Pembangunan Rumah Sakit ini direncanakan untuk kegiatan pendidikan kedokteran dan ilmu-ilmu kesehatan dengan menerima pasien umum.Fasilitas  yang ada adalah bangunan utama untuk pelayanan kesehatan, training centre, auditorium, paviliun, masjid, taman, parkir dan pusat kebugaran.
Selain melayani kesehatan dengan pengobatan dan ilmu kedokteran modern, Rumah Sakit Pendidikan UMM juga akan membuka praktik pengobatan timur khususnya ilmu kedokteran China dan pengobatan alternatif. Nilai kekhasan inilah yang akan dikembangkan sehingga merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh Rumah Sakit lain.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki masjid bergaya oriental khas negeri Tiongkok di areal rumah sakit (RS) kampus tersebut.
Anggaran pembangunan masjid bergaya oriental tersebut lebih dari Rp 1 miliar, sedangkan pembangunannya satu paket dengan RS UMM di kawasan Tlogomas. “Masjid ketiga yang dibangun UMM ini kita beri nama Masjid KHM Bedjo. Nama itu diambil dari seorang tokoh pembaharu Muhammadiyah Malang pada tahun 1930-an, yakni KH Bedjo Darmoleksono,” katanya.
Ia mengakui, pembangunan masjid lebih dahulu diselesaikan karena lebih penting daripada bangunan rumah sakit.
Artinya, katanya, bangunan spiritual harus ditegakkan dulu untuk selanjutnya bangunan fisik.
Menyinggung dipilihnya nama Masjid KHM Bedjo tersebut Muhajir mengaku, tokoh tersebut memiliki kaitan sejarah cukup erat dengan Muhammadiyah dan UMM.
Kiai Bedjo adalah mubaligh yang memiliki ilmu agama sangat tinggi dan pernah menjadi pimpinan Muhammadiyah Malang.
KH Bedjo, katanya, tidak hanya berdakwah di mimbar-mimbar masjid, tapi juga masuk ke sekolah, kampus, radio, dan tulisan di media massa.
Bahkan, katanya, salah satu tulisannya yang berjudul “Islam Sontoloyo” di Suara Muhammadiyah sempat membuat majalah itu dibredel oleh Presiden Soekarno. “Oleh karena itu, kami ingin membangkitkan semangat keteladanan Kiai Bedjo, bukan hanya sebagai ilmuwan keagamaannya, tapi juga kekritisannya,” katanya.
Selain meresmikan Masjid KHM Bedjo, Din juga meresmikan Panti Asuhan dan Pesantren Muhammadiyah di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Pondok dan panti asuhan itu di areal seluas 1,5 hektare, dibangun oleh salah seorang pengusaha sukses berasal dari kecamatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar